HINENI

Just for short, hari-hari ini Dia totally bawa gua dalam masa-masa pelepasan segala HAK secara keras dan paksa. Well then, seringkali kebiasaan kita ikut Tuhan cuma mau enaknya aja... dan emang ngga bisa dipungkiri, sadar ngga sadar itu terjadi. i mean, ikut Dia keenakan cuma dalam konteks "Bapa-anak"... seorang Bapa yang begitu manjain anaknya, yang apa aja dikasih, diberkati, dipenuhi kasih karunia dan kebaikan.. yeah itu bener adanya. tapi kebiasaan kaya gini bikin kita nyaman dan lupa, kalo ngga selamanya Tuhan mendidik kita secara "Bapak-anak"...

Makanya waktu badai kehidupan, tekanan dateng, kita merasa seperti tenggelam. drowning, dying inside... lalu ngga sedikit yang dissapointed, then left so easily.

Pernah tau didikan secara "Tuan-hamba"? dimana posisi Dia sebagai Tuan dan kita cuma hamba yang ngga bisa apa-apa, ngga punya apa-apa.. dimana Dia bawa kita di titik terendah hidup kita, titik terparah, titik tersakit, dan kita udah seakan ngga punya apa-apa lagi untuk dipertahankan sebagai keberhargaan kita. He takes everything. Atau mungkin, Dia kasih segudang masalah, or even kepercayaan yang terlalu besar yang uncontrolled, dan Dia 'terlihat' tidak melakukan apa-apa, altough kita udah nangis mewek-mewek jejeritan minta KEADAAN BERUBAH dan ngga seperti ini lagi. kita minta Dia keluarin kita dari situasi-situasi seperti ini, an uncomfort zone yang buat kita ngga betah. tapi Dia seperti ngga denger dan ngga keluarin kita sama sekali.....?

tau apa yg lagi terjadi waktu kita ngalemin itu? telah terjadi KEBENTROKAN. dimana KehendakNya bentrok sama kehendak kita. dan itu yang ngebuat kita ngga bisa bertahan. terlalu nyaman dan sombong, sampe ngga mau keluar, out of the box. maunya yang enak-enak aja. kita terlalu egois dan manja. terlalu bocah sampe-sampe apa-apa ngeluh protes ke Dia. terlalu childish sampe segampang itu untuk akhirnya lebih memilih melepaskan diriNya... dan tanpa sadar, tenggelam semakin dalam... 

Are you UNDER PRESSURES? Drowning and dying inside? Just REFUSE TO SINK.

HINENI.
Bahasa klasik Ibrani yang dipakai budak-budak ketika dipanggil tuan nya, yang berarti "Ini aku, Tuan,"

Cuma itu yang Dia mau ajar. prinsip KEHAMBAAN yang sejati yang terjadi dan hanya akan terlihat di badai kehidupan kita, di segala kelemahan kita. gua mengalami begitu banyak. semua kenyamanan gua ikut Dia, blessings yang Dia kasih, everything, tiba-tiba Dia ambil satu per satu... dan di sisi lain, Dia kasih banyak kepercayaan yang terlalu besar di saat gua kehilangan semua kekuatan dan kenyamanan gua. Totally, a powerlessness. Lalu gua ngambek dan ngeluh, protes, dan LUPA kalo gua cuma HAMBA. Hamba yang ngga berguna kalo ngga di-didik sama Sang Tuan. Hamba yang ngga punya HAK apapun. termasuk untuk mengeluh, untuk protes, untuk ngga bersyukur. and even, seorang HAMBA, yang ngga punya apa-apa. 

Padahal, dalam ketidakberdayaan kita sebagai hamba, disitulah Sang Kasih Karunia bekerja mengekspresikan SEGALANYA, GRACE will express the spring of life in our under-prresures moments.... (of course ini dalam ke-hineni-an kita^^) -My GRACE is sufficient for you, for My power is made perfect in WEAKNESS," 2 Cor 12:9

"Then i heard  the voice of the LORD saying: "Whom shall i send? Who will go for Me?"

so, i said,

"Here i am, send me!"

-isaiah 6:8

Apapun yang Dia ijinin terjadi, apapun yang Dia kasih n' percayain ke kita, tough it feels sucks and hurts, inget... balik lagi, semua dari, oleh, dan untuk Dia. it's all about WILLINGNESS and it takes a DEVOTION. Kerelaan, pengabdian, buat diutus sama Dia, jadi seperti apapun, kemanapun, gimana pun.. Karena Kerendahan Hati mendahului Kemuliaan .

and the last, He gives, He sends, He even takes away... and do we have a say? do we have a right? Stop complaining, stop judging, stop blaming. Think again, kneel down, and pray for a servant's heart :) 

Evelyn adalah hamba. Evelyn hanya melakukan apa yang harus Evelyn lakukan.
So, here i am, God. With all i am.
<3