Friday, January 6, 2012

woman after Your heart

Tuhan, aku pengen punya pacar!!!

“Kenapa?” tanya Tuhan tiba-tiba. Aku yang lagi bengong tiba-tiba sadar.
“Apa?” tanyaku.
“Kenapa kamu pengen punya pacar?” Tuhan bertanya lagi. Kali ini lebih lengkap.
“Kok?” aku yang sejak tadi cuma bengong tanpa ngomong apa-apa agak kaget juga waktu Tuhan nanya langsung gak pake basa basi lagi. Yah, seperti biasanya, aku juga udah tau sih kalo Tuhan tau pikiranku.

“Hueee… Tuhan langsung nembak gitu nanyanya, aku kan jadi malu.” Kataku ngeles.
Tuhan cuma senyum kecil.

“Iya, iya, kenapa ya?” aku mencari-cari alasan yang mungkin akan membuat Tuhan mengabulkan teriakan hatiku yang barusan kedengeran sama Tuhan.

“Karena…” aku mulai dengan nada sedatar-datarnya. “Karena, Tuhan bilang gak baik kalo manusia sendirian, butuh penolong. Iya kan? Untuk bermultiplikasi. Hehehe…”Ga yakin dengan jawabanku, aku menundukkan kepala, menyembunyikan senyumku, menggigit bibirku.

“Nyari jawaban yang alkitabiah ya?” Tuhan sok nebak-nebak.

Mukaku memerah. Aku tau Tuhan juga uda tau kenapa aku teriak pengen punya pacar di dalem hati. Aku pengen ada yang sayang-sayang, ada yang perhatiin, biar ga kesepian, dan ada yang cariin terus. Hehe… bukannya begitu ya keinginan setiap cewek single yang lagi menanti pacar?

“Ngiri ya?” Tuhan nembak lagi.

“…” aku ga jawab. Memang alesanku ini sangat logis dan wajar kalo aku ngiri liat orang lain pada punya pacar. Temen-temenku selalu ada yang jemput kalo pulang dari mana-mana, selalu ada yang telpon kalo belom pulang ato belom makan (aduh, please deh…), terus, terus, ada yang bisa diajak pergi berdua aja biar romantis, terus, aduh, banyak deh…

“Kata temenku, ga ada salahnya nyoba dulu, Tuhan. Lagian kan aku juga ga main-main kok… Aku kan ga suka hubungan yang main-main. God juga tau, kan?”

“Aku tau. Aku tau kamu, bahkan yang kamu ga tau tentang diri kamu.”
“God mau bilang kalo punya pacar itu harus dewasa dulu kan? Bukankah aku uda cukup dewasa, God?”

“Cia-Cia, kamu ingat? Waktu kamu jatuh cinta dulu, dari yang pertama kali, sampe yang terakhir kalinya beberapa bulan lalu.”

“Kyaaa… Tuhan apaaaal! ”
“Kamu pasti inget kan? Waktu itu berkali-kali kamu terlalu mabuk sampe lupa sama Aku. Bahkan kamu menomorsatukan orang yang kamu cintai itu ngelebihin Aku.Kamu sendiri tau kamu udah terhanyut sama orang-orang yang pernah kamu suka, bukan lagi terhanyut sama cintaKu.”

“Tapi, God, perasaan cinta kan God yang kasih. Bukan aku yang mau sendiri kan?”
“Kamu tau, kenapa banyak perkawinan yang hancur?”
“Karena uda ga cocok lagi? Karena mereka ga mencintai lagi?”
“Karena mereka ga punya dasar cinta yang kuat. Makanya setelah beberapa lama perkawinan mereka ga kuat lagi. Jadinya rusak.”

“Dasar yang kuat? Apa itu, Tuhan?”
“CintaKu. Mereka yang mau mencintai pasangannya seperti dirinya sendiri harus punya hati yang penuh dengan cintaKu. Itu dasarnya.”

“Hmm… Orang ga bisa memberi apa yang dia ga punya.”
“Apa kamu udah penuh dengan cintaKu?”
“Aku…”
“Udah berapa kali kamu memenuhi hatimu dengan cinta manusia yang ga kekal dan mengesampingkan cintaKu yang kekal?”


“Sering, Tuhan.”
“Apa kamu udah bisa meletakkan Aku di atas segala perasaan hatimu? Termasuk perasaan cintamu sama pacarmu?”

“Belom, God. Belom…”
“Kenapa kamu mau punya pacar?”
“Nafsu? Daging? Keinginan hati?”

Tuhan tersenyum hangat. TanganNya mengambil kedua tanganku.

“Cia-Cia,” kata Tuhan. “Aku udah berjanji untuk menjaga hatimu. Seperti yang kamu selalu minta. Dan aku menepatinya. Apa sekarang kamu mau Aku melanggar janjiKu sendiri?”

“Of course not, God… I want You to keep my heart so that it won’t be broken and fall in the wrong guy again.”

“You’ve said it, Cia-Cia. I’ve heard it. Now, can you let me keep My promise to you?”

“Yes God. Sekarang waktunya aku siapin hatiku untuk Tuhan bentuk. Pada waktunya nanti, hatiku telah siap dan bentuknya jadi bagus lagi, baru aku bisa kasih ke orang itu, yang nantinya akan jadi suamiku. Iya kan, Tuhan?”
“Yup!”

“Seperti yang God bilang, God ga mau hatiku rusak lagi. God ga mau hatiku terbang lalu jatuh di tempat yang salah. Sementara aku mempersiapkan hatiku, mempersiapkan diriku, God yang jaga hatiku, sampai nanti aku siap.”

“Kamu mau menunggu sampai hatimu matang?”
“Ya, Tuhan. Aku tau God akan penuhi janji God. I will be a lady before I meet my prince.”






*taken from Sarah Excellent :)

No comments:

Post a Comment